HES
E-TOOLKIT
SOLUSI HOTEL BERWAWASAN LINGKUNGAN
Rizqi
Prasetiawan
Mahasiswa
S1 Pariwisata UGM
ABSTRAK
Penelitian dan inovasi pengembangan
operasional hotel berwawasan lingkungan akan sangat bermanfaat terutama untuk
mengurangi dampak global warming,
yaitu dengan cara menghemat konsumsi energi. Maka diharapkan pengembangan hotel
semacam ini akan terus menjadi perhatian utama para pelaku bisnis perhotelan
dan inovator terknologi. Artikel ilmiah ini bersifat deskriptif analitis
membahas teknologi perangkat lunak HES
E-Toolkit. Software ini berfungsi
untuk membantu pelaku bisnis perhotelan dalam mengevaluasi
konsumsi energi hotel mereka, membantu meningkatan manajemen energi yang baik
dan hemat. Sekalipun berupa prototipe
dan belum disesuaikan untuk bisa diaplikasikan ke semua hotel di dunia,
teknologi rancangan UNWTO ini telah menjadi angin positif dan harapan
untuk pengembangan model perhotelan yang
lebih baik kedepannya.
PENDAHULUAN
Dalam
laporan akhir Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) 2013
disebutkan bahwa target wisatawan mancanegara Indonesia telah mencapai angka
8,8 juta dengan pertumbuhan sebesar 8,39% per tahun, atau lebih tinggi dari
rata-rata pertumbuhan pariwisata dunia sebesar 5% per tahun. Kondisi ini
mengindikasikan kuatnya pertumbuhan pariwisata Indonesia. Disebutkan pula bahwa
pertumbuhan PDB sektor pariwisata (hotel, restaurant, dan hiburan) cenderung
lebih tinggi daripada pertumbuhan nasional yaitu 6,5% dibanding 5,7% tahun
2013. Pencapaian ini tidak dapat dilepaskan dari perkembangan inovasi dan
teknologi yang semakin dinamis. Perkembangan teknologi dalam bidang informasi
dan transportasi secara tidak langsung telah mendorong pertumbuhan sektor
pariwisata dunia, mobilitas wisatawan dan keterbukaan informasi menjadi kunci
tren pariwisata masa kini.
Pengetahuan
manusia yang semakin berkembang telah mengakselerasi perkembangan teknologi yang
makin kompleks dan spesifik. Manusia dengan mudah telah menemukan model
teknologi baru dalam banyak hal dan makin menyentuh bagian terdalam
sektor-sektor usaha, salah satunya sektor pariwisata. Inovasi teknologi kini
tidak hanya berkisar pada alat transportasi dan informasi semata. Dewasa ini
muncul teknologi yang didaulat akan merevolusi operasional hotel yang lebih
ramah lingkungan. Sebelumnya keberadaan hotel telah menjadi isu strategis yang
menyita banyak perhatian para pengamat lingkungan dan kaum akademisi. Hal ini
sebabkan oleh kecenderungan hotel yang boros energi dan menyumbangkan emisi gas
karbon dioksida secara berlebihan. Selain itu, pembangunan hotel yang mengambil
alih fungsi lahan menjadi alasan lain para pengamat lingkungan menggugat
peranan hotel.
HUBUNGAN
PARIWISATA DAN TEKNOLOGI
Hubungan
pariwisata dan teknologi bak alat elektronik dan listrik yang keduanya saling
berkaitan. Teknologi adalah produk kreatif dan inovatif manusia, sedangkan
pariwisata merupakan sektor yang paling membutuhkan teknologi sebagai salah
satu instrumen pendukungnya. Faktanya, potret pariwisata kini bergeser ke arah
yang lebih modern dan negatif dalam beberapa hal.
Pariwisata
menyadari bahwa inovasi dan perubahan teknologi telah menawarkan metode
inovatif dan strategis, seperti internet yang kini menjadi kebutuhan primer dalam
industri kepariwisataan. Berkat internet sektor pariwisata kini berkembang dan
bergantung melebihi sektor-sektor yang lain. Pariwisata menggunakan internet
untuk mempermudah penyebaran informasi dan operasional usaha kepariwisataan
mulai dari promosi hingga pengawasan. Namun, di sisi lain penggunaan teknologi
dalam aktivitas pariwisata menyisakan dampak negatif yang akhirnya menjadi
urgen untuk diperhatikan. Lihatlah betapa kini pengembangan aktivitas
pariwisata kerap “melupakan” asas kesimbangan antara pembangunan dan kelestarian
lingkungan yang berkelanjutan.
Dalam
laporannya UNWTO (Union
Nation World Tourism Organization) yaitu lembaga internasional di
bawah PPB, mengakui bahwa sektor pariwisata bertanggung jawab atas 5 persen
dari total karbon dioksida (CO2) di bumi yang berasal dari operasional hotel
dan akomodasi wisata lainnya. Emisi gas 5 persen tersebut jika tetap di biarkan
akan menjadi bom waktu bagi sektor pariwisata dan planet bumi secara umum. Menurut
penelitian yang dilakukan UNWTO sebuah hotel tiap tahunnya menyumbang antara
160 – 200 kg karbon dioksida per luas lantai kamar dengan rincian sekitar 40
persen dari energi listrik, dan 60 persen berasal dari bahan bakar gas alam dan
minyak. Total energi tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer dan
sekunder dalam hotel seperti pemanas ruangan, produksi air panas, AC dan
ventilasi, dan pencahayaan yang notabe merupakan produk teknologi. Emisi gas
CO2 yang dikeluarkan hotel akan bertambah kali lipat sebanding dengan jumlah
hotel yang didirikan, dan faktanya pertumbuhan hotel tiap tahunnya meningkat
tajam. Di Indonesia sendiri pertumbuhan hotel di tahun 2014 diperkirakan tumbuh
sekitar 35,7 persen dengan 5.204 kamar. Karena pembangunan hotel pasti mengalih
fungsikan lahan maka total emisi gas CO2 akan bertambah kali lipat tiap
tahunnya. Namun,
pada akhirnya kita tidak punya pilihan lain selain memahami dan mengelola
perubahan, dan menerapkan inovasi teknologi yang lahir sebagai akibat dari
perubahan budaya. Kita harus berkomitmen untuk memastikan bahwa perubahan dan
inovasi teknologi akan membangun kepariwisataan yang lebih baik, yaitu pariwisata
yang lebih mudah diakses wisatawan, lebih inklusif, lebih kreatif, lebih
terstruktur, namun tetap berwawasan lingkungan.
HOTEL
BERWAWASAN LINGKUNGAN
Dari
kesadaran itulah mengapa solusi pariwisata modern sekaligus berwawasan
lingkungan -khususnya pengembangan hotel- menjadi sangat penting untuk
diprioritaskan. Dewasa ini, UNWTO dan mitranya telah
meluncurkan teknologi aplikasi bernama Hotel Energy Solutions (HES) E-Toolkit. Aplikasi e-toolkit
ini dibuat untuk membantu pelaku bisnis perhotelan dalam mengevaluasi
konsumsi energi hotel mereka, membantu meningkatan manajemen energi yang baik
dan hemat dalam segi biaya. Adapun output utama dari e-toolkit
adalah memberikan laporan kepada para pelaku bisnis perhotelan dengan
menunjukkan penggunaan energi mereka saat itu lalu merekomendasikan solusi
alternatif yang logis dan lebih efisiensi disertai arahan tindakan yang tepat
ke depannya.
Untuk menggunakan
aplikasi perangkat lunak ini pelaku bisnis perhotelan hanya perlu melakukan
registrasi di www.hotelenergysolutions.net. Selanjutnya pengguna aplikasi akan diberikan pertanyaan
dalam bentuk kuisioner yang terbagi atas enam bagian, yaitu 1) data hotel
secara umum, 2) tipe hotel, occupancy dan
karyawan, 3) deskripsi hotel, meliputi lokasi, luas, dan bahan konstruksinya,
4) konsumsi energi dan biaya rutin, 5) penggunaan energi terbarukan, dan 6)
profil energi yang digunakan. Setelah selesai mengisi kuisoner selanjutnya e-toolkit
akan secara otomatis memproses data dan memberikan hasil laporan dalam tiga
bentuk. Pertama, mereka akan mendapatkan laporan mengenai konsumsi energi
operasional hotel mereka dan membandingkannya dengan konsumsi perusahaan hotel
yang serupa. Dari laporan ini pelaku bisnis
perhotelan dapat melakukan analisis perbaikan dengan membandingkan konsumsi
energi dengan perusahaan lain. Selain itu, pada laporan ini e-toolkit akan memberikan
penilaiaan tentang potensi pengurangan konsumsi energi dan biaya yang mungkin
dicapai. Laporan kedua berisi saran dan arahan yang akan meningkatkan efisiensi.
Solusi ini ditampilkan dalam bentuk peringkat/urutan praktis yang bertahap dan
dimulai dari hal yang paling diprioritaskan. Saran dan arahan tersebut berasal
dari studi kasus dan data statistik yang menjadi acuan dan telah terbukti
berhasil dalam kompetisi bisnis perhotelan. Ketiga, pengguna aplikasi akan mendapatkan
laporan footprint carbon yang berguna untuk
memberikan estimasi volume CO2 yang dihasilkan dan pengaruhnya bagi lingkungan
sesuai dengan konsumsi energi, karakteristik fasilitas, dan lokasi hotel itu
berada. Hasil laporan ketiga ini kemudian akan memberikan
bantuan kepada pelaku bisnis dalam mengevaluasi emisi karbon dan teknik
mitigasi melalui efisiensi energi dan investasi pada metode alternatif yang
ramah lingkungan.
Laporan dari e-toolkit tersebut menawarkan solusi terbaik untuk meningkatkan dan
mengoptimalkan penggunaan energi, menghitung investasi awal yang diperlukan untuk
mengurangi biaya operasional rutin. Penurunan konsumsi energi dan biaya akan
secara langsung memberikan kontribusi positif untuk
lingkungan dan tentu akan meningkatkan keuntungan bagi
pelaku bisnis perhotelan. Sayangnya aplikasi
pintar ini masih bersifat prototipe dan
belum dapat diaplikasikan pada hotel-hotel selain di Eropa.
MANFAAT
E-TOOLKIT
Aplikasi e-toolkit memberikan berbagi macam kemudahan bagi para pelaku
bisnis pariwisata khususnya perhotelan, antara lain mereka akan memahami berapa
banyak energi yang bisa di hemat dalam manajemen operasional hotelnya.
Kemudian berdasarkan jawaban dalam kuesioner yang telah
diisi akan dihasilkan solusi penghematan energi paling logis sesuai deskripsi
hotel. Selain itu, solusi yang diberikan akan disertai gambaran biaya
(investasi awal), dan informasi lanjutan yang berguna seperti kredit modal dan rekomendasi
teknologi. Dengan memilih teknologi yang hemat dan efisien secara langsung akan
mengurangi biaya energi dan dengan demikian meningkatkan profit perusahaan. Selain
itu, pengguna aplikasi dapat membandingkan hasilnya dengan hotel lain yang
sejenis dan mengukur pertumbuhan hotel. Pelaku bisnis perhotelan juga dapat
menganalisis dan meninjau perkembangan melalui data-data tahunan.
Pada intinya HES e-toolkit berguna membantu para pelaku bisnis perhotelan untuk
memahami manajemen energi yang lebih baik, mengembangkan strategi untuk
mengurangi energi yang mereka konsumsi,
mengurangi tagihan biaya, dan dampak lingkungan khususnya. Hal ini akan membantu
mereka untuk menilai, memberikan respon, mengembangkan strategi dan memantau
upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Selain
bermanfaat bagi pelaku bisnis perhotelan, adanya e-toolkit juga membawa manfaat bagi lingkungan dan wisatawan. Bagi
lingkungan aplikasi e-toolkit memiliki efek multiplier ekonomi sekaligus mengurangi dampak
lingkungan yang negatif yaitu mampu memberikan manfaat dalam segi
efisiensi energi alam, seperti listrik dan bahan bakar fosil. Bagi wisatawan,
hadirnya e-toolkit menjadi pengalaman
baru yang unik sekaligus mampu menjadi contoh edukasi bahwa pengembangan
ekonomi khususnya perhotelan dapat berjalan seirama dengan usaha pelestarian
lingkungan.
KESIMPULAN
Secara
singkat e-toolkit merupakan produk
teknologi dengan platform aplikasi online yang berfungsi layaknya konsultan ekonomi
hijau, yang akan membimbing pelaku bisnis perhotelan untuk lebih memahami
konsumsi energi dan bertanggung jawab terhadap keseimbangan lingkungan. Selain
itu, aplikasi e-toolkit memberikan
solusi strategis tentang bagaimana memperbaiki manajemen energi dan biaya yang
telah ada ke arah ekonomi hijau.
Proyek UNWTO
ini diharapkan menjadi titik balik pengembangan manajemen hotel yang ramah
lingkungan, mengingat program e-toolkit
masih belum bisa diaplikasikan di hotel selain di Eropa. Besar harapan setelah software ini disesuaikan, aplikasi ini
akan berfungsi dan dapat dimanfaatkan hotel di seluruh dunia termasuk Indonesia
sehingga memberikan kontribusi untuk mitigasi perubahan iklim sambil membantu
hotel meningkatkan keuntungan bisnis. Aplikasi
e-toolkit
juga diharapkan mampu menjadi bukti bahwa pertumbuhan ekonomi dan
kelestarian lingkungan mampu berjalan seirama.
Daftar
Rujukan
Endrotomo. 2014.
Ilmu dan Teknologi. Information System ITS.
Febrina, Meutiara. 2014. “2014, Pertumbuhan Hotel di Indonesia Diprediksi 35,7%”. Okezone, 17 April 2014.
Latief. 2013. “Membangun eco-hotel memang mahal, tapi hemat lebih banyak”. Kompas, 17 April 2013.
Kartajaya,
Nirwandar. 2014. Tourism Marketing 3.0 : Pariwisata dan Teknologi. Jakarta. PT
Gramedia Pustaka.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete