Wednesday 19 February 2014

Empati Mahasiswa



                                                       Menghargai Empati

                 Ketika saudara menderita, siapa yang tak sakit melihatnya? Sayangnya masih banyak dari kita tak merasakan hal itu. Bagi mereka bencana dan penderitaan saudara se-nusa “mungkin” tak lebih dari sekedar tontonan menarik di televisi. Namun jauh di atas mereka yang tak peduli, masih ada banyak orang yang mampu mengaktualisasi rasa simpati menjadi empati. Tak sekedar menonton dan berkata WOW! mereka mampu menunjukan kerja nyata, merasakan kesakitan dan turun ke jalan dengan niat membantu saudara korban bencana. “Betapapun jauhnya lokasi bencana, mereka tetap saudara kita” mungkin itulah yang ada di benak para patriot muda di sekeliling kita.
      
       Lalu ketika ada suara “pantaskah mahasiswa meminta-minta untuk mengumpulkan donasi bencana?” saya pikir ada yang salah di sini. Ketika mahasiswa atau siswa SMA yang turun ke jalan membawa kardus bertulis “Peduli Bencana” itu artinya mereka sedang mengajak orang lain untuk ikut peduli, bukan meminta-minta.

                   Meminta dan mengajak orang lain untuk ikut membantu adalah dua kata yang sangat berbeda maknanya. Namun jika memang ada yang melakukannya dengan seni pertunjukan atau sejenisnya itu memang sebuah karya luar biasa, bukan “harus” tapi “akan lebih bagus”. Orang yang berempati tak akan melahirkan gengsi tapi kreativitas pasti.

                      

No comments:

Post a Comment